Museum Pendidikan Surabaya, Belajar Sambil Berwisata
Pendidikan
dari masa ke masa.
Dalam
prosesnya tidak melulu harus memberatkan otak dan otot seketika. Proses meraup wawasan juga
bisa didapatkan melalui kegiatan menyenangkan seperti jalan-jalan. Nah, kali
ini saya akan menceritakan pengalaman saya mengunjungi Museum Pendidikan
Surabaya. Dalam hal ini, saya termasuk pengunjung tercepat lo, karena saya
datang dua hari setelah peresmian museum tersebut.
Rabu,
27 November 2019 saya berkesempatan mengunjungi Museum Pendidikan Surabaya. Meskipun
saya sedang hamil besar, keadaan tidak membuat saya malas untuk mengunjungi
tempat baru tersebut. Malah saya merasa bersemangat karena akan melihat
berbagai koleksi di museum tersebut. Ditambah, saya bisa mengabadikan diri melalui
foto di museum baru ini.
Dalam artikel ini nanti akan ada beberapa foto sebagai informasi pendukung. Ada juga potret saya karena foto yang saya ambil di sana terbatas dan tidak ada foto lainnya yang lebih mumpuni. Jadi, harap dimaklumi ya….
Dalam artikel ini nanti akan ada beberapa foto sebagai informasi pendukung. Ada juga potret saya karena foto yang saya ambil di sana terbatas dan tidak ada foto lainnya yang lebih mumpuni. Jadi, harap dimaklumi ya….
Museum
Pendidikan Surabaya terletak di jalan Genteng Kali No. 10, Surabaya. Tepatnya,
berada di samping Taman Ekspresi dan di sisi Sungai Kalimas. Jika kamu ingin
berkunjung ke sana, kamu bisa langsung parkir di pelataran museum. Namun,
karena lokasinya yang berada di belokan yang cukup menukik, mungkin beberapa
dari kita akan kesulitan untuk menjangkau tempat tersebut. Karena itu, kalian
juga bisa parkir di Taman Ekspresi yang bersebelahan langsung dengan museum
tersebut. Jadi, kita bisa “sekali dayung dua tiga pulau terlampaui,” maksudnya,
dengan parkir di Taman Ekspresi, kita bisa menikmati suasana taman dan museum
sekaligus. Selain itu, pemandangan Sungai Kalimas juga cukup menarik untuk
diamati.
Nah, apa kalian juga penasaran dengan Taman Ekspresi dan Sungai Kalimas? Nantikan artikel saya selanjutnya ya.
Nah, apa kalian juga penasaran dengan Taman Ekspresi dan Sungai Kalimas? Nantikan artikel saya selanjutnya ya.
Teras Museum Pendidikan Surabaya |
Saat
saya berkunjung ke museum pada hari Rabu, bekas acara peresmian tempat tersebut
masih ada. Dua hari sebelum saya berkunjung, Museum Pendidikan secara resmi
dibuka oleh wali kota Surabaya yakni Bu Tri Risma Harini. Saya tidak tahu bagaimana acara
tersebut berlangsung, tetapi rangkaian bunga yang tertata di vas dan keterangan
tempat yang telah bertanda tangan apik memperlihatkan jika acara itu berjalan dengan lancar.
Museum Pendidikan Surabaya |
Sebelum
masuk ke dalam museum, saya sempat duduk-duduk di area taman samping gedung. Saya juga dengan antusias mengamati halaman Museum Pendidikan Surabaya dari sisi kiri. Museum ini menempati
gedung bekas sekolah Taman Siswa. Dari segi bangun dan tataan ruang, tidak
banyak yang berubah dari asalnya. Di situ, saya bisa melihat tulisan Belanda
yang ada di tembok bagian atas gedung. Sepertinya pengelola ingin
mempertahankan beberapa hal dari gedung Taman Siswa tersebut. Gedung museum ini
memiliki nuansa Jawa Belanda. Terali yang menghiasi jendela terlihat antik. Ditambah
desain gedung yang terlihat kokoh dan modern khas bangunan Belanda.
Jendela Museum yang Mengarah Jalan Raya |
Setelah
puas mengamati bagian luar, saya masuk ke bagian dalam museum. Di sana saya
disambut seorang petugas keamanan dan penerima tamu. Di pintu masuk terdapat
sebuah tembok yang dihiasi dengan informasi dan denah museum. Saya pun tidak
melewatkan kesempatan untuk berfoto. Setelah itu, baru saya menuliskan nama di
sebuah buku tamu dan melenggang masuk tanpa biaya sepeser pun.
Informasi pada Dinding Museum |
Bagian
dalam museum terbagi menjadi beberapa ruang. Ruang utama berisi wajah-wajah
pahlawan dan menteri pendidikan Indonesia. Di bagian kanan terdapat kursi dan
meja antik untuk bersantai dan berfoto ria. Kemudian, di sisi kiri terdapat bangku sekolah pada zaman dahulu dan sepeda onthel yang biasa dipakai presiden
Soekarno untuk berangkat sekolah.
Selanjutnya,
saya berjalan masuk ke bagian di mana terdapat banyak peralatan dan buku
sekolah dari kurun waktu yang berbeda. Di sana juga terdapat piala dan seragam
sekolah yang dipakai oleh siswa dari jenjang SD sampai SMA. Warna seragam merah
putih, biru putih, dan abu-abu putih.
Di tempat ini saya bisa bernostalgia. Saya bisa melihat penghapus bergambar bendera negara-negara yang dulu pernah saya miliki saat TK. Saya juga bisa melihat buku yang masih menyimpan kalimat “Ini Budi. Ini ibu Budi.”.
Di tempat ini saya bisa bernostalgia. Saya bisa melihat penghapus bergambar bendera negara-negara yang dulu pernah saya miliki saat TK. Saya juga bisa melihat buku yang masih menyimpan kalimat “Ini Budi. Ini ibu Budi.”.
Koleksi Buku di Museum |
Sangat
menyenangkan bisa belajar sekaligus mengenang masa sekolah yang tak bisa
terulang lagi. Selain mata yang dimanjakan oleh benda-benda, terdapat informasi
penting di tiap benda yang dipajabg. Sehingga, wawasan yang didapat oleh saya
dan pengunjung lainnya pun semakin mendetail.
Setelah
berkeliling di bagian ujung, saya kembali ke bagian yang berbatasan dengan
pintu masuk. Di sana tersimpan replika pembelajaran di masa prasejarah dan masa
kerajaan. Pembelajaran di masa prasejarah terlihat terbatas. Dari segi
penampilan pun terlihat khas. Sementara pembelajaran di masa kerajaan terlihat
lebih layak dengan adanya buku dan pakaian tertutup. Sang guru memakai sorban
dan baju khas kiai atau ustad. Begitupun pakaian sang murid yang menyerupai
pakaian sang guru. Sayangnya, pada zaman itu pendidikan berpusat pada kerajaan,
sehingga hanya anak pejabat pemerintahan yang mendapatkan pendidikan tinggi.
Ruang Replika Pembelajaran dan Naskah Kuno |
Yang
paling membuat saya sangat antusias di ruang tersebut adalah adanya naskah lama
yang masih bertuliskan pegon dan aksara jawa. Ruang itu mengingatkan saya pada
tugas akhir kuliah Filologi. Di semester dua, tahun 2018, saya harus mengunjungi
Museum Mpu Tantular untuk menganalisis dan melakukan kritik naskah. Kebetulan
saya mendapatkan naskah dengan tulisan pegon (Arab Jawa) yang berisi tentang informasi obat-obatan.
Naskah
yang dipamerkan di Museum Pendidikan memang tidak sebanyak di Museum Mpu Tantular.
Namun, saya merasa naskah tersebut telah mewakili pendidikan pada zamannya.
Saya pribadi begitu mengagumi isi dan tampilan fisik dari naskah tersebut. Meskipun
tidak 100% paham, tetapi saya bisa melihat garis besar kitab tersebut melalui
informasi yang di tempel di sisi benda tersebut sebagai pengetahuan tambahan.
Suasana di Museum Pendidikan |
Di
hari itu, museum ramai dikunjungi oleh siswa SMA yang sedang mendapat tugas
dari guru Sejarah. Selain itu, ada juga mahasiswa yang terlihat meneliti naskah
kuno. Melihat suasana yang begitu hidup membuat saya merasa jika museum
bukanlah tempat yang membosankan. Apalagi, tempat semacam ini bisa dijadikan
tempat untuk membentuk kenangan pula. Selain mendapatkan ilmu baru, kita bisa
berkenalan dengan orang-orang dan mendapatkan potret yang artistik dari museum
itu sendiri. Jadi, tidak ada salahnya jika kita mengunjungi tempat dikumpulkannya
sejarah seperti Museum Pendidikan Surabaya ini.
Yup,
itu tadi sekilas cerita saya saat keberkunjung ke Museum Pendidikan Surabaya. Jika kamu ingin berkunjung ke ke sana saat ini, sangat disayangkan keinginan itu harus diundur. Karena pendemi
Covid-19 yang masih menyebar, tempat wisata termasuk museum masih ditutup. Pembukaannya
pun masih belum ditentukan. Semoga saja pandemi ini lekas berlalu dan kita
bisa beraktivitas seperti biasa. Lokasi wisata pun bisa dibuka dan kita nikmati
kembali.
Untuk mengetahui info terbaru tentang Museum Pendidikan, kita bisa mengikuti media sosial Instagram mereka yakni @museumpendidikan . Silakan diikuti, Teman-teman.
Pengumuman Penutupan Museum (sementara) |
Terima
kasih sudah menyimak cerita pertama saya dalam topik travelling. Nantikan cerita-cerita saya tentang perjalanan
berikutnya ya. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kalian yang berminat untuk
berkunjung ke Museum Pendidikan Surabaya. Sampai jumpa….
kereen, enak banget jadi traveller ya, makin banyak yang dilihat, makin banyak ilmu bertambah
BalasHapustempatnya keren kayak aeshthetic gitu
BalasHapusMakasih kak informasinya, aku lagi cari-cari soal museum yang bisa dikunjungin kalau ke Surabaya nanti. Enggak sabar buat bisa main-main ke Surabaya lagi, ini kira-kira dibuka kapan ya kak ? Apa masih tutup sekarang ?
BalasHapusWah seru ya. Apalagi bisa membuka kenangan semasa sekolah. Kayaknya menarik berkunjung ke museum ini.
BalasHapusWah saya berkali-kali lewat museum pendidikan tapi belum sempat mampir. Suka banget sama tampilannya. Ini diresmikan sebelum pandemi kalau gak salah. Kalau mau ke sini harus regristasi dulukah?
BalasHapusbanyak ya museum di Surabaya. sayang banget pas aku ke sana nggak sempat mampir ke museumnya. kalau di kotaku nggak terlalu banyak soalnya museumnya
BalasHapusWisata yang juga bisa masuk sejarah sekaligus edukasi nih. Cocok buat kita yang ingin nostalgia dan mengenalkan anak tentang sejarah pendidikan bangsa. Surabaya emg hrs digencarkan terus sih wisata kayak gini biar ga digiring ke mal mulu. Hehe..Sejarah Kota Surabaya soalnya banyak banget yg prlu digali.
BalasHapusSaya belum pernah ke Museum lain selain di Jakarta Kota 😅 terlebih lg saya belum pernah ke Surabaya huhu. Jadi penasaran pengin ke Museum Pendidikan ini deh. Semoga suatu hari bisa ada kesempatan. Tp katanya Surabaya tuh panas bgt ya kotanya 🙈
BalasHapuswah pas ke surabaya malah belum sempat ke sini kak, padahal asyik dan padat edukasi ya. Ke mall melulu kalau ke surabaya selama ini, duh
BalasHapusMuseum pendidikan seperti ini memang jadi lokasi asik buat tambah pengetahuan selain ke perpustakaan. Semoga terus terawat dengan baik
BalasHapusSeru nih kayaknya tempatnya. Insyaallah kalo ke surabaya lagi ta mampir
BalasHapusSeru ya, Mbak. Kalau masa liburan diisi dengan jalan-jalan ke tempat wisata edukasi seperti Museum Pendidikan yang ada di Surabaya. Bolak-balik ke Surabaya tapi saya belum sempat main ke sana.
BalasHapusLengkap, ya.. ada ruang replika pembelajaran dan naskah kunonya juga. Cocok nih untuk dikunjungi kita-kita sebagai blogger, bisa jadi bahan literasi tambahan :)
BalasHapusSaya Saya tau museum pendidikan ini. Dekat sama taman ekspresi ya? Menarik banget ini. Moga bisa berkunjung
BalasHapusKalau sekarang sudah dibuka atau belum ya?
Aku suka berkunjung ke museum, seru, banyak cerita sejahrahnya. Jadi kayak punya pandangan baru gitu ketika abis dari museum.
BalasHapusJadi pengen ke museum pendidikan ini mba, pasti banyak buku-buku yang udah langka ya di sana.